Perkawinan & Reproduksi Kambing Domba

 Perkawinan & Reproduksi Kambing Domba

 

Reproduksi adalah proses perkembangbiakan mahluk hidup, diawali dengan bergabungnya sel telur dengan sel sperma. Hasil penggabungan kedua sel tersebut membentuk zigot. Zigot  akan berkembang selama masa kebuntingan dan diakhiri dengan lahirnya anak. Reproduksi merupakan bagian dari daur hidup kambing domba.




Faktor-faktor yang mempengaruhi proses reproduksi
(Dihardjo, 1995):

1. jarak antar beranak 

2. jarak antar melahirkan sampai bunting kembali 

3. angka 10 kebuntingan, 

4. rataan jumlah kebuntingan per perkawinan . 

 

Jenis domba di Indonesia  memiliki sifat reproduksi yang baik, yang nampak pada frekuensi melahirkan tinggi, tingkat kelahiran kembar yang tinggi, serta kemampuan adaptasi yang baik.

 


 
 

Siklus Berahi Ternak

Pada jenis ternak tertentu, awal  siklus reproduksi  ternak betina diawali dengan munculnya tanda-tanda berahi yang  terjadi pada musim kawin. Pada ternak kambing & domba, musim kawin sangat dipengaruhi oleh lokasi domba dipelihara. Musim kawin domba yang berada di wilayah subtropik bersifat seasonal breeder, sedangkan untuk domba-domba yang berada di wilayah  tropis, bersifat continous breeder (Hafez, 1993).

 

Proses reproduksi, baik untuk jantan maupun betina, ditandai dengan kemampuan memproduksi benih pertama kali (masa pubertas).
Ciri-ciri ternak yang sedang berahi adalah :

1. terlihat tingkah laku menggesekkan badannya pada pejantan 

2. mengibas-ngibaskan ekornya

3. sering urinasi

4.siap menerima pejantan untuk kopulasi yaitu tidak memperlihatkan pemberontakan pada saat dinaiki. 

 

Berapa umur domba bisa dikawinkan ? Dewasa kelamin pada domba biasanya tercapai pada :

1. usia domba  6-8 bulan dengan kondisi makanan yang baik atau 

2. dewasa kelamin tercapai ketika domba mencapai berat badan sekitar 50%-70% dari berat badan dewasa (Hafez, 1993).

 

Siklus berahi adalah jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi periode berikutnya. Siklus berahi berkisar 11-19 hari dengan rata-rata 16,7 hari (Toelihere, 1985). Siklus berahi terbagi menjadi empat fase :

1. Fase proestrus

2. Fase estrus

3. Fase metestrus 

4. Fase diestrus



Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus berahi secara umum adalah :

a. umur ternak

b. bangsa

c. perubahan panjang siang dan panjang malam hari

d. suhu lingkungan

e. kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al., 1991).

 

 

Fertilitas dan Kebuntingan

 Fertilitas seekor ternak ditentukan dari tinggi rendahnya nilai service per conception, calving rate dan calving interval (Toelihere, 1985).

  • Service per conception yaitu keberhasilan kebuntingan dalam satu kali perkawinan.
  • Calving rate adalah jumlah anak yang dihasilkan per kebuntingan.
  • Calving interval adalah jumlah hari atau bulan antara kelahiran yang satu dengan kelahiran berikutnya (Sudono, 1983).

Kebuntingan adalah suatu interval atau waktu antara  fertilisasi sampai dengan kelahiran(Jainudeen dan Hafes, 1980). Waktu dan lama kebuntingan pada ternak berbeda-beda. Umur kebuntingan kambing domba juga berbeda tergantung dari :

  • bangsa, 
  • pemberian pakan, 
  • kondisi lingkungan, 
  • kandang dan 
  • manajemen pemeliharaan dari domba tersebut


Usia kebuntingan domba berkisar 144-155 hari. Kebuntingan dimulai pada saat terjadinya fertilisasi dan diakhiri pada waktu kelahiran
(Toelihere, 1985). Lama kebuntingan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain genetik walaupun dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor maternal, foetal dan lingkungan.

 

Tipe dan Proses Kelahiran

Tipe kelahiran ternak kambing domba terdiri dari tipe kelahiran tunggal dan kembar. Seekor indukan kambing domba bisa melahirkan satu, dua  tiga anakan kambing dalam sekali melahirkan. Tipe kelahiran dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan tingkat kesuburan (Toelihere, 1985). Fertilitas atau kesuburan ternak kambing domba dapat ditentukan dari  keteraturan induk beranak kembar.


Menurut Inounu et al. (1998) rata-rata jumlah anakan kambing domba adalah 1,77 ekor per kelahiran per induk. Tiesnamurti (2002) menyatakan  domba mampu melahirkan anak 1,98 ekor anak per kelahiran. Gattenby (1991) menyatakan jumlah anak domba yang lahir di daerah tropis adalah 1,36 ekor per kelahiran. 



Faktor yang mempengaruhi jumlah anak sekelahiran :

  • genetik,
  • manajemen dan interaksi antara manajemen dan paritas induk,
  • bangsa induk
  • pertambahan bobot badan induk (Dimsoski et al., 1999).


    Penelitian Harahap (2008) memperoleh hasil bahwa bertambahnya umur indukan akan meningkatkan banyaknya anakan kambing per kelahiran. Menurut Blakely dan Bade (1994) perlakuan flushing pada domba betina dapat meningkatkan terjadinya kelahiran kembar
    .

Lamanya periode kebuntingan bagi kambing atau domba  adalah 150 hari (5 bulan). Indukan domba yang akan melahirkan mengalami perubahan fisik dan perilakusebagai berikut:

1. Keadaan perut menurun

2. Ambing atau buah susu membesar dan puting susu terisi penuh

3. Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan dan lembab

4. Pinggul mengendur

5. Induk selalu gelisah, menggaruk-garuk tanah atau lantai, kandang, dan mengembik-ngembik.

6.  Nafsu makan berkurang

7.  Sering kencing.

Proses kelahiran pada kambing atau domba berlangsung dalam waktu yang cepat. Selang waktu kelahiran antara anakan kambing yang pertama dan anakan domba  berikutnya sekitar  15-30 menit. Proses kelahiran diawali dengan  keluarnya atau pecahnya kantong ketuban dan kemudian akan tampak anakan kambing  mulai keluar. Berikut ini cara mengawinkan kambing agar cepat hamil dan beranak.  

 




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel